Jumat, 12 Juni 2015

PENDIDIKAN BATIK TERPADU WASTRA RAYA

 

DASAR PEMIKIRAN


PENGANGGURAN TERDIDIK

    Perekonomian merupakan salah satu sektor penggerak roda pembangunan yang erat kaitannya dengan tenaga kerja.  Saat ini Indonesia masih memiliki angka pengangguranumum yang tinggi, belum lagi ditambah dengan pengangguran terdidik. Melambatnya roda perekonomian global, sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Dampak yang ditimbulkan adalah pertambahan jumlah pengangguran. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran pada Februari 2015 adalah 7,4 juta orang. Pengangguran untuk lulusan strata satu (S1) pada Februari 2015 menjadi 5,34 persen dibanding Februari tahun lalu yang hanya 4,31 persen. Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan pengangguran dari 5,87 persen menjadi 7,49 persen. Serta pengangguran lulusan SMK yang bertambah dari 7,21 persen menjadi 9,05 persen. Data di atas menunjukan bahwa ada hal yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan kita, banyaknya wacana ideal tanpa terapan langsung merupakan salah satu kelemahan sistem pendidikan saat ini.

LIFE SKILL

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), keterserapan tenaga kerja dalam kurun waktu antara Februari 2014 – Februari 2015 masih sangat rendah yaitu hanya 1 juta jiwa dari jumlah pengangguran 7,4 juta orang. hal ini menunjukkan bahwa bekal keterampilan calon tenaga kerja yang ada masih belum bisa memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja. Terdapat dua kemungkinan dari data di atas, pertama sedikitnya peluang kerja dan kedua minimnya life skill yang dimiliki.  Masyarakat secara umum belum banyak yang tergerak untuk membuka lapangan pekerjaan. Jika peluang kerja tinggi maka otomatis  akan menyerap banyak tenaga kerja dan harga tenaga kerja otomatis  akan naik.  Negara akan sejahtera apabila 2% penduduknya menjadi pengusaha.

YOGYAKARTA KOTA WISATA

   Yogyakarta merupakan salah satu kota yang menjadi tujuan wisata. Jumlah wisatawan baik nusantara maupun mancanegara selama tahun 2014-2015 mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Yogyakarta sebagai kota wisata dan destinasi wisata, merupakan satu di antara kota-kota di Indonesia yang perkembangan dunia pariwisatanya cukup baik.
    Menurut data Dinas Pariwisata DIY, hingga September 2014 lalu, angka kunjungan mencapai 2,4 juta wisatawan domestik dan 1,8 juta wisatawan manca negara. Sementara untuk 2015 ini, Dinas Pariwisata DIY menargetkan kunjungan wisatawan domestik mencapai 2,6 juta orang dan wisatawan manca 2,25 juta orang. Dari jumlah di atas tentunya dapat menjadi peluang guna masuk dan menjadi pelaku pariwisata.

PENDIDIKAN

    Dunia pendidikan idealnya merupakan pisau bedah dalam mengatasi berbagai masalah yang ada dalam kehidupan, namun saat ini peran pendidikan masih dapat dibilang belum optimal. Singkronisasi Triplehelix  antara dunia pendidikan, pemerintah dan dunia usaha masih belum terwujud dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya dunia usaha yang membuat tenaga kerja sendiri melalui sekolah yang didirikan oleh perusahaan guna memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja. Salah satu alasan yang rasional adalah kurikulum akademik yang di berikan kepada siswa, masih tidak berkesesuaian dengan kebutuhan pasar. Sehingga dunia usaha mencari solusi sendiri terhadap permasalahan tersebut.

PENDIDIKAN BATIK TERPADU WASTRA RAYA

    PENDIDIKAN BATIK TERPADU WASTRA RAYA hadir untuk mengisi dan mempersempit kesenjangan antara dunia akademik dan dunia kehidupan yang sesungguhnya, dengan bekal life skill Batik, kewirausahaaan(entrepreneurship), dan ilmu kepariwisataan.

Output dari pendidikan ini adalah :
KREATIF; yaitu peserta didik yang mampu memanfaatkan media dan sumberdaya yang ada secara optimal dan semaksimal mungkin.

CERDAS MENGAMBIL PELUANG; yaitu peserta didik yang cepat, tanggap, dan tepat dalam mengambil keputusan. Baik dalam memanfaatkan peluang yang ada maupun  menciptakan peluang.

MENTAL USAHA; yaitu peserta didik yang berintegritas, beretika dan mempunyai etos kerja yang tinggi.


MATA PELAJARAN PBT WASTRA RAYA

1.    Seluk Beluk Batik
2.    Manajemen Usaha
3.    Pariwisata
4.    Desain Elementer
5.    Aplikasi Teknologi
6.    Cinderamata
7.    Bahasa Inggris
8.    Ilmu Komunikasi
9.    Pengembangan Diri

PENGAJAR PBT WASTRA RAYA

       Tenaga pengajar PBT Wastra Raya adalah para Praktisi Akademisi yang telah berpengalaman di bidang Batik, Desain, Seni Rupa, dan Manajemen Usaha.
1.    KH. HAMDANI BAKRAN ADZ-DZAKIEY : Pengasuh PP. Raudhatul Muttaqien, Konseptor dan Pendidik Prophetic Intelligence (Kecerdasan Kenabian)
2.    KIRNO S.Sn : Praktisi Akademisi bidang Batik, Manajemen, Desain dan Seni Rupa.
3.    M. HERMAWAN NASUTION S.Sn : Praktisi Akademisi bidang Batik, Desain dan Seni Rupa.
4.    KARYADI S.Sn : Praktisi Akademisi bidang Batik, Desain dan Seni Rupa.
5.    ELIANA CANDRA S.S, M.Hum : Praktisi Akademisi bidang Bahasa Inggris, Dosen Sastra Inggris UII.
6.    SRI WULANDARI S.Sos : Praktisi Akademisi bidang Ilmu Komunikasi, Dirut BPR UGM Yogyakarta.

KERJASAMA DENGAN PERUSAHAAN

      Untuk mendukung terciptanya atmosfer dunia usaha yang nyata dalam ranah pendidikan maka kami bekerja sama dengan beberapa usaha batik yang tentunya akan terus bertambah antara lain :

1.    Batik Nggonen
2.    Batik Mustoko
3.    Batik Monera
4.    Batik Ritmik
5.    Batik Tirtajaya

PELUANG LULUSAN PBT WASTRA RAYA

1.    Pelaku Usaha Batik
2.    Pelaku Pariwisata
3.    Desainer
4.    Tenaga Ahli Bidang Batik
5.    Pengajar Batik



PENDAFTARAN DAN ADMINISTRASI


Program Pendidikan Batik “Wastra Raya” diperuntukkan bagi    masyarakat umum.

Biaya Pendidikan :
 
     a.    PENDAFTARAN     : Rp. 500.000,-
     b.    SPP    : Rp. 450.000,- / Bulan


TEMPAT PENDAFTARAN DAN PENDIDIKAN  
PONDOK PESANTREN RAUDHATUL MUTTAQIEN
JL. CANGKRINGAN KM. 4 BABADAN PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TELP. 0274-7111514, 0878 7900 2621, 0838 5664 1110



GALERI

















FASILITAS

 

SARANA DAN PRASARANA

a.    Masjid

b.    Gedung Madrasah

c.    Gedung Asrama

d.    Lapangan Olahraga

e.    Aula (Gedung Serba Guna)

f.    Kelas Multimedia

g.    Laboratorium Komputer

h.    Poliklinik (Poskestren)

i.    Kantin, Minimarket

j.    Studio Musik & Recording

k.    Perpustakaan

l.    Lingkungan yang luas, sejuk dan asri

 

 


KURIKULUM

SEMESTER I
Mata Kuliah
Capaian
Bahasa Inggris 1
Melatih kemampuan Speaking dan Writing
P. Sejarah Seni Rupa
Mengetahui sejarah seni Indonesia
Teknik Pemolaan
Memahami cara membuat batik pola
Gambar Bentuk
Menggambar benda padat, cair, tekstur, dan wajah
Ilmu bahan
Mengetahui bahan dan peralatan batik
Ornamen
Ragam hias nusantara 1
Nirmana 1
Komposisi garis dan bidang
Batik 1
Mempelajari proses membatik dan pewarnaan

SEMESTER II
Mata Kuliah
Capaian
Pengembangan Diri 1
Pengembangan potensi Prophetic Intelligence
Ilmu Komunikasi
Komunikasi Umum dan Komunikasi Bisnis
Estetika
Memahami dasar dasar keindahan
Metode Penulisan
Mampu menulis laporan
Aplikasi Komputer 1
Menggunakan aplikasi Corel draw
Nirmana 2
Komposisi ruang
Ornamen  2
Ragam hias nusantara 2
Batik 2
Aplikasi pola dalam batik



SEMESTER III
Mata Kuliah
Capaian
Pengembangan Diri 2
Pengembangan potensi Prophetic Intelligence
Bahasa Inggris 2
Melatih kemampuan Speaking dan Writing
Pariwisata
Memahami dunia pariwisata budaya
Teknik Pewarnaan 1
Mengetahui jenis pewarnaan sintetis
Nirmana 3
Komposisi Tekstur
Pakajing
Membuat kemasan yang menarik
Desain Produk 1
Asesoris fasyen
Aplikasi Komputer 2
Menggunakan aplikasi Photoshop
Batik 3
Membuat sarimbitan
PKL
Praktek Kerja Lapangan

SEMESTER IV
Mata Kuliah
Capaian
Pengembangan Diri 3
Pengembangan potensi Prophetic Intelligence
Manajemen
Mempelajari manajemen sumber daya manusia dan manajemen usaha
Kewirausahaan
Mengenal dunia usaha
Eksperimen Media Batik
Ekplorasi media dan teknik
Teknik pewarnaan 2
Mempelajari pewarnaan alami dan tie dye
Cinderamata
Membuat sovenir bernuansa batik
Batik 4
Membuat batik kain panjang dan sarimbit
Laporan PKL
Laporan Praktek Kerja Lapangan


Senin, 01 Juni 2015

Sejarah Batik

Sejarah Batik Yogyakarta




Seni Batik Tradisional dikenal sejak beberapa abad yang lalu di tanah Jawa. Bila kita menelusuri perjalan perkembangan batik di tanah Jawa tidak akan lepas dari perkembangan seni batik di Jawa Tengah. Batik Jogja merupakan bagian dari perkembangan sejarah batik di Jawa Tengah yang telah mengalami perpaduan beberapa corak dari daerah lain.
Perjalanan “Batik Yogya” tidak bisa lepas dari perjanjian Giyanti 1755. Begitu Mataram terbelah dua, dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, busana Mataram diangkut dari Surakarta ke Ngayogyakarta maka Sri Susuhunan Pakubuwono II merancang busana baru dan pakaian adat Kraton Surakarta berbeda dengan busana Yogya.
Di desa Giyanti, perundingan itu berlangsung. Yang hasilnya antara lain , Daerah atau Wilayah Mataram dibagi dua, satu bagian dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB II di Surakarta Hadiningrat , sebagian lagi dibawah kekuasaan Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang setelah dinobatkan sebagai raja bergelarNgersa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwana Senopati ing Ngalaga Ngabdul Rachman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang jumeneng kaping I , yang kemudian kratonnya dinamakanNgayogyakarta Hadiningrat.
Semua pusaka dan benda-benda keraton juga dibagi dua. Busana Mataraman dibawa ke Yogyakarta , karena Kangjeng Pangeran Mangkubumi yang berkehendak melestarikannya. Oleh karena itu Surakarta dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB III merancang tata busana baru dan berhasil membuat Busana Adat Keraton Surakarta seperti yang kita lihat sampai sekarang ini.
Ciri khas batik gaya Yogyakarta , ada dua macam latar atau warna dasar kain. Putih dan Hitam. Sementara warna batik bisa putih (warna kain mori) , biru tua kehitaman dan coklat soga. Sered atau pinggiran kain, putih, diusahakan tidak sampai pecah sehingga kemasukan soga, baik kain berlatar hitam maupun putih. Ragam hiasnya pertama Geometris : garis miring lerek atau lereng , garis silang atau ceplok dan kawung , serta anyaman dan limaran.Ragam hias yang bersifat kedua non-geometris semen , lung- lungan dan boketan.Ragam hias yang bersifat simbolis erat hubungannya dengan falsafah Hindu – Jawa ( Ny.Nian S Jumena ) antara lain : Sawat Melambangkan mahkota atau penguasa tinggi , Meru melambangkan gunung atau tanah ( bumi ) , Naga melambangkan air , Burung melambangkan angin atau dunia atas , Lidah api melambangkan nyala atau geni.
Sejak pertama sudah ada kain larangan. Setiap Sultan yang bertahta berhak membuat peraturan baru atau larangan-larangan.
Terakhir, Sri Paduka Sultan HB VIII membuat peraturan baru ( revisi ) berjudulPranatan dalem bab namanipun peangangge keprabon ing Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dimuat dalam Rijksblad van Djokjakarta No 19. th 1927, Yang dimaksud pangangge keprabon ( busana keprabon ) adalah : kuluk ( wangkidan ), dodot / kampuh serta bebet prajuritan, bebet nyamping ( kain panjang ) , celana sarta glisire ( celana cindhe , beludru , sutra , katun dan gelisirnya ), payung atau songsong.
Motif batik larangan : Parang rusak ( parang rusak barong , parang rusak gendreh <>
Semua putra dalem diperbolehkan mengenakan kain-kain tersebut di atas. Busana batik untuk Permaisuri diperbolehkan sama dengan raja. Garwa ampeyan dalem diizinkan memakai parang rusak gendreh kebawah. Garwa Padmi KG Pangeran Adipati sama dengan suaminya. Garwa Ampeyan KG Pangeran Adipati diperbolehkan memakai parang rusak gendreh ke bawah. Demikian pula putra KG Pangeran Adipati. Istri para Pangeran Putra dan Pangeran Putra Raja yang terdahulu ( Pangeran Putra Sentananing Panjenengan dalem Nata ) sama dengan suaminya . Garwa Ampeyan para Pangeran diperbolehkan memakai parang rusak gendreh ke bawah. Wayah dalem ( cucu Raja ) mengenakan parang rusak gendreh ke bawah. Pun Buyut dalem ( cicit Raja) dan Canggah dalem ( Putranya buyut ). Warengipun Panjenengan dalem Nata ( putra dan putri ) kebawah diperbolehkan mengenakan kain batik parang – parangan harus seling , tidak diperbolehkan byur atau polos.
Pepatih dalem ( Patih Raja ) diperkenankan memakai parang rusak barong kebawah. Abdidalem : Pengulu Hakim , Wedana Ageng Prajurit , Bupati Nayaka Jawi lan lebet diperkenankan mengenakan parang rusak gendreh kebawah. Bupati Patih Kadipaten dan Bupati Polisi sama dengan abdidalem tersebut diatas. Penghulu Landrad , Wedana Keparak para Gusti ( Nyai Riya ), Bupati Anom , Riya Bupati Anom , parang rusak gendreh kebawah.
Abdidalem yang pangkatnya dibawah abdi dalem Riya Bupati Anom dan yang bukan pangkat bupati Anom, yakni yang berpangkat Penewu Tua

Motif Batik Yogyakarta & Filosofinya


Berkembangnya batik sebagai sebuah trend fashion di berbagai kalangan, baik itu tua muda, hingga beragam profesi & latar belakang ekonomi, semakin meluweskan munculnya motif batik modern. Salah satu yang sering mendapat sorotan adalah motif batik dari kota Yogyakarta atau Jogjakarta. Batik Jogja atau Batik Yogya pada dasarnya merupakan batik yang memiliki corak batik dengan dasar putih. Berikut TOP 5 gambar motif batik klasik khas Yogyakarta yang sering menjadi pakem atau inspirator lahirnya batik-batik kontemporer atau batik modern.

1. MOTIF BATIK KAWUNG [MOTIF BATIK Tulis]

Zat Pewarna: Naphtol
Digunakan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Geometris
Makna Filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan

2. MOTIF BATIK PARANG KUSUMO {Motif Batik Tulis}

Zat Pewarna: Naphtol
Digunakan : Sebagai kain saat tukar cincin
Unsur Motif : Parang, Mlinjon
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah

3. MOTIF BATIK TRUNTUM [MOTIF BATIK Tulis]

Zat Pewarna: Soga Alam
Digunakan : Dipakai saat pernikahan
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.

4. MOTIF BATIK TAMBAL [MOTIF BATIK Tulis]

Zat Pewarna: Soga Alam
Digunakan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru

5. MOTIF BATIK PAMILUTO

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan
Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya
Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut [tertarik].
Tentu saja tidak hanya 5 macam motif batik diatas yang masih populer hingga sekarang, karena masih ada motif sidomukti, cuwiri, ceplok kesatrian, dll, yang akan selalu menjadi ide-ide berkembangnya batik-batik kontemporer.
Source: heritageofjava.com

Cara Membuat Batik


Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis :
Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
Canting sebagai alat pembentuk motif,
Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
Lilin (malam) yang dicairkan
Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
Larutan pewarna
Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:
Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.
Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .
Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.
Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

Sumber : https://antho229070.wordpress.com/2013/09/24/sejarah-batik-yogyakarta/

Perkembangan Batik di Indonesia


Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920.

Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia. Dan pada hari Jumat tanggal 2 Oktober tahun 2009, Educational Scientific and Cultural Organisation (UNESCO), menetapkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia. Hari yang dinanti-nantikan oleh seluruh penduduk ini pun dijadikan sebagai Hari Batik.


Yogyakarta Sebagai Kota Batik Dunia



Yogyakarta dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia, oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council/WCC), pada peringatan 50 tahun organisasi tersebut di Dongyang, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, pada 18--23 Oktober 2014.


Penghargaan diserahkan Presiden WCC Wang Shan kepada HRH GKR Pembanyun. 

Batik sebagai karya tradisional Indonesia, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Yogyakarta. Selain memiliki seni tinggi serta sejarah tak ternilai, batik telah mampu memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat Kota Gudeg tersebut. 

"Karenanya, sangat penting bagi Indonesia, untuk hadir dalam peringatan 50 tahun WCC," kata Wakil Senior Presiden WCC Asia Pasifik Ghada Hijjawi-Qaddumi pada kesempatan terpisah.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Dewan Kerajinan Nasional DIY, Roni Guritno mengatakan Yogyakarta bersaing dengan enam kota di enam negara di Asia Pasifik dalam ajang itu. )

Ia mengemukakan pusat kerajinan batik di Indonesia terpusat di Yogyakarta. Yogyakarta lengkap, baik dari sisi sejarah, seni, hingga perajin batik yang memiliki nilai ekonomi. 

Dengan penobatan tersebut Dewan Kerajinan Dunia akan mempublikasikan kota batik ke berbagai belahan dunia, sehingga masyarakat dunia akan semakin mengenal Yogyakarta dan sekitarnya dengan batik khasnya. 

"Dewan ini memang fokus ke kerajinan khas, makanya batik yang kami maksud adalah batik tulis, dan di sentra batik Giriloyo produknya sudah sangat dikenal masyarakat luas," kata Roni.

Sebelum penetapan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia, tim penilai Dewan Kerajinan Dunia telah meninjau sentra batik tulis di kota tersebut, sehingga tim melihat langsung seluruh rangkaian proses pembuatan batik tulis, sebagai bahan penilaian.


Sumber : http://www.antaranews.com/berita/459519/yogyakarta-dinobatkan-sebagai-kota-batik-dunia